
Laporan: Is Ariyanto
Bulan Ramadhan membawa berkah dan rezeki tersendiri bagi pelukis jilbab di kawasan Petoran, Jebres, Solo, Jawa tengah. Omzet penjualannya meningkat hingga mencapai 75 juta, padahal biasanya hanya sekitar 30 juta per bulan.
Harganya 1 kain jilbab ini, mulai dari 50 ribu rupiah hingga 200 ribu, tergantung dari jenis, besarnya kain, dan juga motifnya. Dengan menggunakan cat khusus racikan sendiri, para pelukis ini biasanya hanya melukis 40 kain jilbab.
Tapi bulan ramadhan kali ini, mereka mengerjakan lukisan hingga 1000 kain jilbab.
“satu orang itu mengerjakan 10 jilbab (sehari), jadi kalo satu bulan itu sekitar 1000 jilbab. Omsetnya naik 2x lipat lah dari lebaran tahun kemaren. Jelas Yani mardiyanto, pengusaha lukis jilbab.
Penjualannya selain dengan menggunakan sistem online, juga melalui pameran di sejumlah kota di Indonesia. Sehingga tak heran jika pesanan datang dari sejumlah pulau jawa dan luar pulau jawa.
Bahkan ada juga yang sudah diekspor ke Singapura, Kanada dan Amerika Serikat, dalam bentuk syal.
Selain memproduksi lukisan jilbab, di workshop ini, juga melukis untuk mukena, busana wanita, pria, tas, kain dan semuanya dilukis secara handmade. Keistimewaan dari lukisan jilbab ini, selain bisa dilukis sesuai pesanan, juga catnya tidak gampang pudar atau luntur, dan bisa bertahan lebih dari 5 tahun.
Meski kain jilbab yang dilukis kebanyakan bermotif bunga, tetapi mereka juga bisa mengerjakan motif sesuai selera dari pembeli.
NET CJ
Editor: ANM