Laporan: Muhammad Furqan
Lhokseumawe – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa peduli Badriah Daud kembali melakukan aksi damai dan penggalangan koin untuk Badriah Daud salah satu korban mal praktek salah transfusi darah di sebuah rumah sakit Arun lhokseumawe tahun 2016 silam. Rabu, (18/10/2017).
Puluhan mahasiswa yang terdiri dari BEM Unimal, BEM IAIN Malikussaleh, LMND Lhokseumawe, HMI kota Lhokseumawe, PMII Lhokseumawe ini mendesak pemerintah agar ikut andil segera menyelesaikan kasus yang sudah hampir dua tahun berjalan.
Musliadi salidan yang juga merupakan anak kandung dari korban dalam orasinya mengatakan “semua pihak harus objektif dalam melihat kasus ini termasuk pemerintah supaya dapat menemukan upaya penyelesaiannya”.
Ketua BEM Unimal Muslem Hamidi berharap agar kasus ini bisa cepat selesai, jangan sampai kasus ini di tutup sebelum korban mendapatkan keadilan.
Kita juga berharap agar apapun hasil dari proses hukum yang sedang berjalan ini nantinya bisa memberikan keadilan bagi korban yang sampai saat ini masih kesakitan di rumah.
“Pemerintah jangan sampai menutup mata atas apa yang melanda korban hari ini juga merupakan tanggung jawab pemerintah dalam memberikan pelayanan khususnya di bidang kesehatan. Masyarakat ini merupakan tanggung jawab pemerintah, ini terjadi akibat kelalaian dari petugas medis sehingga butuh perhatian khusus dari pemerintah agar membantu menangani korban, baik itu memberikan kepastian hukum yang adil dan juga memberikan bantuan uluran tangan agar kondisi kesehatan korban bisa segera membaik”. Sebutnya
Keluarga korban sangat membutuhkan penanganan medis lanjutan, karena sampai saat ini keluarga korban merasa korban ditelantarkan oleh karena itu kita mengharapkan ada bantuan uluran tangan dari berbagai pihak demi kesembuhan korban. Terang Muslem.
Lanjutnya, Untuk saat ini kepada kita keluarga korban mengakui ingin melakukan check-up agar dapat memastikan apakah efek dari salah transfusi darah tersebut masih mempengaruhi kondisi kesehatan korban yang sampai saat ini masih terbaring sakit di rumah, namun keluarga korban terkendala dengan kondisi keuangan, mereka berharap pemeriksaan tersebut sebaiknya jangan di lakukan disini (Aceh) tetapi seperti ke peneng (Malaysia).
Karena korban sudah pernah di bawa ke rumah sakit di Banda Aceh untuk dilakukan nya pemeriksaan namun keluarga korban merasa tidak puas dengan hasil tersebut karena menduga tidak adanya transparansi dari hasil pemeriksaan tersebut juga menduga adanya intervensi dari beberapa pihak yang menginginkan agar hasil pemeriksaan yang sebenarnya tidak di ketahui oleh publik.
Semoga pihak rumah sakit bisa berhati-hati dan menghargai masyarakat khususnya masyarakat dari kalangan biasa dalam memberikan pelayanan tentunya ini tidak bisa di beda-beda kan. Kita sesama manusia tentunya punya asas kemanusiaan yang mesti di perhatikan. Tutupnya
Pantauan zonamedia.co, Aksi tersebut lancar dan aman hingga selesai di taman Riyadah lhokseumawe juga di kawal oleh beberapa anggota kepolisian dari polres Lhokseumawe.
Terlihat beberapa mahasiswa membawa lembaran kertas dan poster bertuliskan kata-kata keprihatinan dan kepedulian terhadap korban.
Editor:rdk