ZONAMEDIA.CO | Aceh Utara – Lelah fisik tak pernah menjadi hambatan Jamidi Ibrahim (51) menempuh 45 menit perjalanan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Bermodalkan sehelai jaket, ia tetap semangat mengendarai sepeda motornya memecah udara dingin pagi hari untuk melakukan cuci darah yang kini rutin dilakukannya seminggu dua kali.
Jamidi tak sendiri, ia dan puluhan pasien lainnya rela menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk dapat memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di rumah sakit sebagai tempatnya menggantungkan harap, yaitu harapan untuk dapat terus menjalani hari dan memperbaiki kualitas hidup.
Setelah divonis harus menjalani terapi cuci darah atau hemodialisa sejak tahun 2019 silam, Jamidi memfokuskan diri untuk tetap menjaga kondisi tubuh dan kesehatan yang prima. Ia tak mau sekalipun melewatkan jadwal rutin cuci darahnya setiap hari Senin dan Kamis.
Didampingi sang istri, Salbiah (43), Jamidi yang dulunya bekerja sebagai tenaga instalasi listrik ini bercerita bahwa ia tak pernah sekalipun mengkhawatirkan biaya rumah sakit yang menjadi kebutuhan utamanya sejak beberapa tahun lalu.
“Walaupun saya malas ke rumah sakit, tapi saya nggak pernah ragu soal biaya berobat, karena kami yakin pemerintah sudah menyediakan biayanya untuk masyarakat seperti kami,” ujar Jamidi saat dijumpai tim Jamkesnews di ruang hemodialisa RSUD Cut Meutia, Senin (31/10).
Sebagai peserta Program JKN-KIS yang terdaftar pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), Jamidi juga tak sungkan mengakui bahwa Program JKN-KIS merupakan salah satu program yang paling dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“BPJS (Program JKN-KIS) ini yang paling bermanfaat, kita harus syukuri bahwa pemerintah sudah sediakan layanannya, tinggal kita bagaimana bisa menggunakannya,” ujar Jamidi seraya berbaring santai di bed pasien menunggu proses cuci darahnya selesai.
Untuk pengurusan administrasi pelayanan seperti pembaharuan dan perubahan data, Jamidi dan istri selalu mengupayakan untuk melakukannya sendiri tanpa berharap bantuan dari pihak atau orang lain.
“Lebih mudah sendiri, apalagi BPJS ini urusannya mudah asalkan syarat-syaratnya lengkap, kalau orang lain yang urus pasti ada saja salahnya, harus bayar lagi,” ujar Salbiah menimpali.
Diakhir perbincangan Jamidi dan Salbiah menyampaikan harapannya agar Program JKN-KIS tetap berlanjut sampai kapan pun.
“Terima kasih ya, jangan sampai lah program ini putus ditengah jalan karena banyak sekali orang seperti saya yang merasa sangat terbantu,” tutup Jamidi. (rel)