Laporan: Popon
ZONAMEDIA.CO | JAKARTA– Mendengar Suara Lantang yang Berkobar –kobar di Generasi Masa depan Bangsa ini menunjukkan Kesiapan yang harus dipertaruhkan oleh Para Pemuda Masa Depan Bangsa,Dari Sabang Kilometer Nol yang Menunjukkan adanya Kekuatan Besar tersimpan Yang tak dapat dilihat dengan mata namun dapat dirasakan Bahwa Kesiapan Pemuda-Pemudi Anak Bangsa Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) Ini Menjadi Hitungan Dunia Luar. Selasa (5/12/17)
Munawar Khalil,S.IP Putra Kelahiran Desa Matang Teungeh Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh Kepada Media zonamedia.co Selasa 05 Desember 2017 Menyampaikan Perubahan terus meningkat di Negara Kita tercinta Menunjukkan Kreatifitas Pemuda Menjadi Hal yang Paling Penting.
“Pemuda Bukanlah sekedar Harapan Masa depan, Pemuda Realita sekarang ini Pelopor Pembangunan. Suara ini pun telah terdengar dengan Begitu kerasnya tanpa disadari Negara kita Telah melahirkan generasi – generasi yang handal dalam persaingan dunia”. Pungkasnya
Lanjutnya, Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kugancangkan dunia. Pepatah ini tentunya tidak terasa asing ditelinga kita yang dideklarasikan pertama kali oleh Founding Father Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa menjadi tombak perjuangan nasional. Gerakan pemuda dan mahasiswa antara lain Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, peristiwa Rengasdengklok dan Sumpah Pemuda. Melalui tangan-tangan pemudalah bangsa ini tercipta kualitas pemuda tempo dulu terkenal dengan semangat pantang menyerah sangatlah berbeda di era modern ini. Kondisi pemuda Indonesia mengalami kemunduran seiring berkembangnya teknologi dan globalisasi untuk itu perlu adanya semacam Revitalisasi atau menghidupkan kembali peran pemuda ditengah realitas bangsa.
Realitas saat ini pemuda kurang peka dan peduli terhadap kondisi di sekelilingnya padahal jika merujuk kesejarah pemuda adalah penggerak perubahan (agent of changes).
Munawar Khalil juga menambahkan “Kondisi ini diperparah lagi dengan bahasa-bahasa asing yang kian hari kian menenggelamkan bahasa Indonesia, ini semacam bentuk tamparan keras mengapa kita tidak bangga dan mencintai bahasa kita sendiri sebagaimana bangsa Perancis bangga dengan bahasanya begitu juga dengan budaya pemuda saat ini lebih mencintai lagu-lagu luar ketimbang lagu dalam negeri seperti lagu nasional, dangdut, keroncong ataupun lagu daerah. Museum atau tempat-tempat bersejarah kurang diminati dikalangan anak muda. Mereka cenderung lebih bangga dengan budaya luar seperti mengunjungi mall, bar atau diskotik yang mana tempat-tempat ini adalah budaya luar yang masuk ke Indonesia melalui orang asing, tak jarang dari mereka menjadikan ini sebagai kebiasaan. Persoalan semacam ini tentu membuat kita geram lalu apakah kita hanya membiarkan saja masalah ini berlangsung terus menerus tentunya ini tanggung jawab kita semua dalam merevitalisasi pemuda”.
Negara Indonesia adalah negara hukum hal ini telah dijamin dalam konstitusi pasal 1 alenia ke-3. Pada dasarnya semua kegiatan baik pemerintah ataupun swasta harus berlandaskan hukum tak luput juga dalam dunia kepemudaan Indonesia lahimya Undang-Undang No 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan. Substansi undang-undang tersebut melingkupi memberikan jaminan kepastian hukum tentang apa yang harus dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat terhadap pemuda agar pemuda bisa memiliki kapasitas dan daya saing. Undang-Undang itu juga memuat definisi yang jelas tentang pemuda. Pemuda mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa. Pernyataan ini bukan hanya mimpi belaka banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemuda, seperti menemukan suatu kreatifitas dan inovasi baru. Pemuda juga dituntut untuk mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan yang dapat mendukung arah perbaikan bangsa ini.
Posisi pemuda juga sebagai pelopor pembaharuan, pemicu perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan) dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.
Pemuda mempunyai peran dan fungsi yang sangat mulia dalam tataran berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pemuda hendaknya mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi di sekelilingnya. Kondisi seperti ini sudah mulai terkikis seiring bergantinya zaman. Saat ini rasa berbagi terhadap sesama dan peduli terhadap kondisi sosial mulai berkurang. Pemuda sekarang cenderung apatis untuk berbagi dan mengasihi sesama. Berbagi adalah perintah semua agama. Pluralisme Indonesia menjadikan kita satu dalam keberagaman untuk itu pemuda wajib hukumnya untuk berbagi dan peduli terhadap kondisi disekelilingnya tanpa memandang ras, suku, budaya dan agama. Bentuk konkret kegiatan dapat berupa bakti sosial atau bakti lingkungan ataupun kegiatan lainnya. Berbagi juga tidak harus turun langsung ke lapangan di zaman yang serba modern ini kita cukup mengirimkan bantuan via transfer ataupun memberikan kepada lembaga terkait.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Beberapa bulan lagi bangsa ini akan memasuki fase baru atau babak baru tepatnya akhir 2015 atau awal 2016 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan. Suka atau tidak suka inilah yang akan dihadapi bangsa indonesia termasuk pemuda didalamnya. Dampak positif globalisasi sosial budaya yang dapat ditiru oleh pemuda yaitu kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa. Disamping aspek positif globalisasi tentu juga mempunyai aspek negatif terhadap pemuda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada orang tua, hidup metal, dan hidup bebas. Pemuda sekarang sangat mengagungkan gaya barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka pengangguran dan tingkat kemiskinan. Sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga yang menjadikan orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tetapi kita sering lihat sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Kalangan anak muda, internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Internet secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu gadget ataupun handphone yang berteknologi tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya. Suatu ironi alat musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan gadget dan handphone tersebut.
Kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), dalam urusan akademik pun banyak pemuda yang kita sebut dengan pelajar dan mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
Dalam merevitalisasi pemuda tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan pengaruh zaman menjadi faktor utama dan orang tua menjadi faktor penentu. Para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, semestinya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah. Pemuda juga harus menyadari bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh dan untuk rakyat ada dipundak para pemuda. Untuk itu mari para pemuda bersatu padu dengan semangat sumpah pemuda dan semangat Pancasila kita bangun Indonesia lebih baik lagi.
Editor:rdk