Editor: ANM
SUBULUSSALAM – Terlihat seperti peninggalan penjajahan Belanda, bangunan staylish dua lantai yang berada di desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam ini ternyata sebuah bangunan perpustakaan.
“Perpustakaan ini buka setiap hari dari pukul delapan pagi hingga pukul empat sore,” ucap Susi (21), saat ditanyai redaksi.
Di dalam perpustakaan tersebut terdapat tiga ruang berbeda yang juga memiliki lebih dari lima rak buku besar yang terisi penuh.
Rak pertama dipenuhi oleh buku-buku pelajaran yang masih digunakan oleh siswa SD, SMP, SMA dan juga Mahasiswa.
Di rak lain khusus untuk buku-buku bacaan fiksi seperti novel, buku sejarah, biografi dan juga buku-buku islami.
“Tidak hanya buku pelajaran dari tingkat SD hingga perkuliahan dan buku fiksi, perpustakaan ini juga dilengkapi dengan wahana taman bermain untuk anak-anak, namun tetap saja di sampingnya terdapat rak buku. Tujuannya ialah untuk mengajarkan anak-anak daerah yang berkunjung untuk bermain sambil belajar. Jadi tidak sekedar bermain,” tambah Susi.
Susi dan pegawai perpustakaan lainnya berharap agar pemerintah dapat terus memperhatikan perkembangan perpustakaan tersebut, sehingga dapat memberikan wahana baru bagi masyarakat dan pemuda daerah untuk terus menambah semangat dan minat baca mereka.
IMRATUSSHOLIHAH