Lhokseumawe – Dosen Universitas Malikussaleh melakukan pengabdian kepada masyarakat dihari PekanASI seDunia, yang diadakan setiap tahun pada setiap pekan tanggal 1-7 Agustus 2022. Terinspirasi dari salah satu visi Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, aksi pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen kali ini mengambil tema SDGs yang ke 3 yaitu tentang Kesehatan Yang Baik dan Kesejahteraan, dengan tujuan utamanya memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan untuk mencapai sasaran SDGs 2030 tersebut salahsatunya yaitu mensosialisasikan Pendidikan Tentang Program ASI eksklusif. Kegiatan pengabdian yang mengusung tema Penyuluhan Pendidikan Tentang Program ASI Eksklusif Guna Peningkatan Kualitas Generasi Muda Indonesia ini, diinisiasi dan dipimpin oleh Cindenia Puspasari, M.Soc.Sc. sebagai wujud partisipasi dari para akademisi dalam mendukung Program Pekan ASI SeDunia 2022 (World Breastfeeding Week : Step Up for Breastfeeding Educate and Support) terhadap masyarakat di Desa Ujong Blang Kota Lhokseumawe.
“Menurut data SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Aceh menjadi salah satu dari 5 Provinsi terendah yang menerapkan ASI Eksklusif, maka kita perlu bergerak untuk menginformasikan, memotivasi, menginspirasi seluruh ibu-ibu di Aceh, agar menyadari pentingnya ASI Eksklusif sebagai kegiatan menyusui, demi masa depan yang lebih baik. Karena SDM berkualitas dimulai dari asupan anak sejak dini yaitu ASI. Dan kita akan terus bergerak untuk mensosialisasikan hal ini, agar Aceh tidak lagi berada pada peringkat 5 terendah”, hal ini dinyatakan oleh Cut Andyna, M.Sos., pemateri dalam tim pelaksana pengabdian.
Cindenia Puspasari juga menambahkan pernyataannya bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk menjadikan masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengetahuan mengenai pentingnya Pendidikan tentang program breastfeeding dan kegiatan yang mendukung ASI Eksklusif, salah satunya perlunya dukungan seorang ayah terhadap gizi ibu menyusui (breastfeeding father). Semua hal ini untuk menciptakan generasi bangsa yang unggul yang dimulai dari usia kandungan dan usia sejak dini.(Muchlis)