ACEH UTARA – Forum karang taruna lingkungan PT PIM yang meliputi desa Tambon baroh,Tambo tunong, Paloh Gadeng, Blang Naleung Mameh dan desa Keude Krueng Geukueh, melakukan klarifikasi persoalan sekelompok pemuda yang membuat aksi demo di depan gerbang PT PIM.
Zumarlin Wantara Ketua Karang Taruna Gurau Sakti Tambon Baroh menegaskan, aksi pemuda depan gerbang PT PIM bukan dari organisasi karang taruna, disamping itu pihaknya juga tidak mendukung hal tersebut dengan cara membuat kegaduhan.
“Karena dalam aksi itu telah membuat fitnah terhadap kami para ketua pemuda lingkungan PIM dan Geusyik desa kami yang dilontarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab di desa kami, mereka telah menfitnah kami dengan tuduhan yang tidak mendasar, apalagi tuduhan mengkondisikan jatah pekerjaan selama ini kepada keluarga-keluarga kami saja, bahkan juga menuduh kami tidak mempunyai kemampuan dalam mengelola organisasi. Maka pada kesempatan ini kami membantah semua tuduhan secara forum”, ujarnya.
Zumarlin menjelaskan, hari ini masyarakat Dewantara bisa melihat sendiri bagaimana kiprah Karang taruna dalam melakukan sosial kemasyarakatan di desa masing-masing.
“Apalagi bicara karang taruna dilingkungan PT PIM yang selalu keluar sebagai karang taruna terbaik provinsi Aceh di beberapa tahun belakangan ini,” ujarnya.
Sementara Zulfikar S.Pdi Ketua Karang Taruna Ade Beurata (KTAB) Keude Krueng Geukueh Sangat menyayangkan, jika para pemuda dipergunakan oleh oknum-oknum yang tidak memiliki tujuan akhir dalam setiap kegiatannya. Perusahaan juga punya aturan, tentunya tetap bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang mempunyai legalitas di desa masing-masing.
“Tentu saja pak Geusyik selaku kepala desa dan juga kami para ketua pemuda yang notabenenya adalah lembaga mitra dan pembantu urusan sosial dibawah pemerintahan seorang Geusyik yang terus melakukan langkah-langkah maju dalam mengeluarkan program demi kemajuan pemuda, bukan dengan membalikkan telapak tangan tapi dengan cara berkarya dan berusaha.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Karang Taruna bina pemuda Tambon tunong Murdani, Pemuda terus bekerja mengubah mindset (cara pikir) pemuda kearah kemajuan.
“Tentunya pekerjaan itu sangatlah penting, tetapi membangun usaha sendiri dan mandiri adalah impian setiap pemuda dengan sehat dan cerdas”, ujar Karang Taruna Gampong Tambon Baroh.
Sedangkan, Ketua Karang taruna Khalifah Razak Blang Naleung Mameh Adi Sofyan, Secara lantang menyampaikan, sebagai forum Pemuda lingkungan PT PIM dirinya mengaku tidak dalam membela siapapun.
Dalam kesempatan yang sama Khalifah Razak berharap kepada semua para pemuda yang beberapa hari ini terus melakukan demonstrasi menuntut pekerjaan di PT PIM untuk lebih mengedepankan mediasi.
“Kami berharap kepada para pemuda yang melakukan demonstrasi agar bubar dan pulang ke rumah masing – masing, nanti kami sendiri di garda terdepan ketika PT PIM tidak melakukan hal-hal yang menjadi tuntutan kami. melalui surat-surat forum yang telah kami layangkan dalam tahun ini untuk kesejahteraan kalian para generasi muda, pegang ucapan saya , telah kita buktikan di PAG dalam bulan ini, karna kebenaran tetap mendapatkan kemenangan, mari kita utamakan mediasi setiap persolan jangan dahulukan aksi-aksi yang merugikan kita semua,” pintanya.
Ketua Karang Taruna Rincong Pusaka Desa Paloh Gadeng Ibnu Hajar juga mengutarakan hal yang sama, menurutnya, saat ini memang Aceh masih terjajah dalam segala hal, baik secara keadilan sosial maupun secara ekonomi yang terus dipertontonkan oleh para pemegang kekuasaan secara umum.
Ibnu Hajar mengakui, dirinya pernah mempertanyakan hal ini sebelumnya kepada perwakilan rakyat Aceh baik tingkat kabupaten dan kota, DPRA hingga DPR RI dan anggota DPD perwakilan Aceh.
“Kami masyarakat Dewantara dan generasi muda terus berharap pada satu satunya perusahaan yang masih eksis di wilayah kami, sementara pertumbuhan penduduk terus meningkat saban tahun” ujar nya.
Ibnu Hajar juga menagih janji kepada anggota dewan yang dulunya mengatakan akan mendatangkan investor.
“Mana yang kalian janjikan, mana lapangan kerja yang kalian perjuangkan dengan pengelolaan anggaran begitu besar”, tagih nya.
Lebih lanjut Ibnu Hajar memperkirakan, Dewantara membutuhkan 3 pabrik lagi yang harus dioperasikan agar mengurangi angka pengangguran. Dirinya juga menyayangkan besarnya anggaran yang dialokasikan dari Otsus yang mencapai sampai Ratusan Milyar pertahun belum bisa mengurangi pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan.
“Kalau kalian semua tidak punya kemampuan tahun depan berhenti saja menjadi perwakilan rakyat yang hanya bisa membuat kami menderita dan terus bertahan dalam kemiskinan dan terus menganggur di negeri yang kaya hasil alamnya,” Ibnu Hajar mengisahkan aksi protes dirinya kepada wakil rakyat di parlemen. [Muntazar]