ACEH UTARA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara, Arafat Ali, S.E meminta pemerintah Kabupaten setempat mencari solusi untuk membangun kembali jembatan rangka baja yang ambruk paska banjir tahun 2020 yang lalu di Leuboek Kliet.
Jembatan yang menghubungkan dusun Leubok Kliet, Gampong Bare Blang, Kecamatan Meurah Mulia dan Gampong Makarti, Kecamatan Tanah Luas dengan Gampong Darussalam, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara.
Menyikapi kebutuhan warga terhadap infrastruktur penghubung lintas kecamatan itu, Arafat mengatakan pada media ini pada Selasa (28/02/2023). Jembatan yang rusak yang mengakibatkan terhambatnya akses pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat itu merupakan kewenangan Pemkab Aceh Utara.
“Tetapi saat ini memang tidak tersedianya anggaran untuk membangun kembali infrastruktur tersebut, sehingga membutuhkan bantuan anggaran dari Pemerintah Aceh”, ujarnya.
Ketua DPRK Aceh Utara mengharapkan, Penjabat Bupati Aceh Utara melakukan upaya komunikasi dengan Pj. Gubernur Aceh agar Jembatan yang sudah lama rusak itu bisa dibangun kembali, selain dapat mempermudah akses pendidikan dan ekonomi juga mempermudah akses pemerintahan desa dikawasan pedalaman Aceh Utara.
“Kita sangat prihatin melihat masyarakat di sana ketika ingin menyeberang Krueng Pase harus naik rakit. Apalagi butuh biaya menggunakan rakit itu. Sementara kondisi ekonomi masyarakat lesu, sehingga terhambat aktivitas warga akibat belum dibangunnya jembatan setelah rusak diterjang banjir dua tahun lalu,” papar Arafat.
Arafat juga berharap Pj. Bupati Aceh Utara memanggil Dinas PUPR untuk melakukan rapat khusus terkait program pembangunan jembatan itu ke depan, serta melakukan komunikasi dengan pihak eksekutif di provinsi.
Arafat mengaku pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pimpinan DPR Aceh supaya ikut memperjuangkan kepada Pemerintah Aceh menyangkut kebutuhan anggaran pembangunan jembatan penghubung antarkecamatan tersebut di Aceh Utara.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Arafat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Utara butuh anggaran Rp25 Miliyar untuk pembangunan jembatan rangka baja yang baru. Kebutuhan anggaran cukup besar membutuhkan bantuan dari Pemerintah Aceh, Arafat Mengaku, saat ini Pemkab Aceh Utara tidak memiliki dana sebanyak itu untuk pembangunan jembatan penghubung Kecamatan Meurah Mulia, Tanah Luas, dan Geureudong Pase.
“Pemkab Aceh Utara juga bisa berkoordinasi dengan pihak terkait di tingkat pusat untuk meminta bantuan dana dari APBN kebutuhan pembangunan jembatan tersebut. Jadi, perlu segera terjalinnya komunikasi yang baik antara Pemkab dengan Pemerintah Aceh dan pusat supaya ada solusi untuk anggaran jembatan itu. Kalau bisa pada tahun 2023 dan paling lambat 2024 harus bisa dibangun untuk kepentingan masyarakat yang sangat dibutuhkan,” ujar Arafat.
Arafat meminta masyarakat setempat agar dapat bersabar dengan kondisi daerah seperti sekarang ini.
“Kami melihat Pemkab Aceh Utara memang ada perhatian, namun terkendala dari segi anggaran. Tentunya kami akan menjalin komunikasi dengan stake holder pemerintahan lainnya supaya jembatan tersebut bisa dibangun secepatnya,” ujar Ketua DPRK Aceh Utara.
Diberitakan sebelumnya, warga Gampong Buket Makarti, Kecamatan Tanah Luas, mengeluhkan jembatan rangka baja yang ambruk akibat dihantam banjir akhir tahun 2020 lalu, hingga kini belum dibangun kembali sebagai salah satu akses penghubung Dusun Leubok Klit, Gampong Bare Blang, Kecamatan Meurah Mulia, dan Gampong Buket Makarti, Tanah Luas, dengan Gampong Darussalam, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara.
Warga Gampong Buket Makarti, Kecamatan Tanah Luas, Kamaruddin, kepada wartawan, Sabtu, 25 Februari 2023, mengatakan jembatan menghubungkan Kecamatan Meurah Mulia, Tanah Luas, dan Geureudong Pase, itu rusak total sejak dua tahun lalu akibat diterjang banjir. Namun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan dibangun jembatan baru. Padahal, jembatan tersebut salah satu akses bagi warga Gampong Buket Makarti maupun Gampong Bare Blang menuju Geureudong Pase untuk berbagai keperluan.
“Karena belum dibangun jembatan itu, masyarakat terpaksa menyeberang Krueng Pase menggunakan rakit dari Dusun Leubok Klit, Gampong Bare Blang, Kecamatan Meurah Mulia ke Geureudong Pase. Naik rakit itu harus bayar Rp15 ribu perorang,” kata Kamaruddin yang juga Ketua Pemuda Gampong Buket Makarti.
Kamaruddin menyebut kondisi tersebut sangat menghambat aktivitas warga. “Apalagi ketika ada orang sakit sangat terkendala untuk akses penyeberangan. Kalau sedang banjir atau debit air sungai tinggi sama sekali tidak bisa naik rakit, harus menunggu air surut,” ujarnya.
“Saat kita membutuhkan pelayanan kesehatan harus ke Ibu Kota Kecamatan Geureudong Pase, karena lebih dekat dibandingkan ke pusat Kecamatan Tanah Luas. Begitu juga untuk berbagai keperluan lainnya. Maka selama ini kita terpaksa gunakan rakit yang disediakan warga lainnya,” ungkap Kamaruddin didampingi Keuchik Gampong Buket Makarti, T. Syamsul Rizal.
Masyarakat setempat berharap pemerintah secepatnya membangun kembali jembatan itu. “Lagi pula di lokasi ini sudah tidak ada lagi besi atau rangka baja bekas jembatan yang ambruk diterjang banjir tersebut. Berdasarkan informasi kita peroleh itu sudah diambil pihak pemerintah. Jembatan ini sudah ada sejak tahun 1991, rusak total pada 2020 akibat dihantam banjir,” ujar Kamaruddin. [Muntazar]