Penulis :
Andika Pratama
Social Media Specialist, Personal Branding Consultant, Mahasiswa Magister Komunikasi Politik Univ. Paramadina
Dinamika komunikasi politik saat ini menunjukkan hal yang sangat signifikan dengan hadirnya internet di masyarakat, Perkembangan tersebut terlihat dari berbagi masifnya pejabat publik menggunakan jejaring sosial atau media sosial seperti facebook, instagram, tiktok dan youtube sebagai modal dalam menyampaikan pikiran, pesan-pesan politik dan personal branding.
Saat ini media sosial memiliki peran yang sentral dalam penyampaian komunikasi dua arah baik dari tokoh publik ke masyarakat maupun sebaliknya, semua bentuk informasi yang disampaikan melalui media sosial dapat dengan mudah dan cepat tersampaikan, Hal ini yang justru menjadi peluang bagi banyak tokoh publik maupun masyarakat untuk berselancar di jejaring sosial media.
Media sosial merupakan pengembangan media komunikasi melalui jaringan internet. Internet singkatan dari interconnected network, membawa oerubahan dalam berkomunikasi (Seitel, 2011, 393 dalam Anastasia dan Emertus, 2014). Dari hasil laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022, bahkan menurut mereka trend tersebut bakal terus meningkat setiap tahunnya, seiring peningkatan minat masyarakat dan banyaknya pilihan hiburan dalam setiap media sosial.
Laporan We Are Social menyampaikan banyaknya presentase penggunaan sosial media pada masyarakat Indonesia diantaranya Instagram dan Facebook dengan presentase sebesar 84,8% dan 81,3% sementara pengguna TikTok sebesar 63,1% dan semua ini meningkat 6,3% pada tahun lalu.
Jika kita memiliki pandangan yang jauh perihal keberadaan tokoh public dalam penggunaan media sosial tentu kita tidak asing lagi dengan Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil yang masing-masing memimpin Jawa Tengah dan Jawa Barat. Keduanya sangat aktif menyampaikan pesan melalui sosial media pribadi masing-masing juga aktif berbalas komentar dengan masyarakat di kolom komentar.
Bebas dan mudah dalam mencari informasi inilah yang pada akhirnya banyak dimanfaatkan oleh para tokoh publik untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat, di Instagram misalnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki 5,5 Juta pengikut dengan 6.713 postingan di akun Instagram-nya. Ini merupakan jumlah yang besar untuk dengan mudah menyampaikan informasi kepada masyarakat dan masyarakat Jawa Tengah dengan mudah mengetahui kegiatan Gubernur-nya.
*Personal Branding dan Peningkatan Elektabilitas*
Pada peranannya sosial media bukan hanya sebagai media Informasi yang tidak memiliki implikasi terhadap penggunanya, dengan perkembangan sosial media banyak Tokoh publik memanfaatkan ini sebagai ajang personal branding, hal ini menyangkut dengan penggambaran sosok dalam akun sosial media tersebut, ini tentunya dapat dengan mudah di konsep sesuai dengan tujuan dalam penggunaan sosial media tersebut.
Media baru atau New Media memiliki beberapa karakteristik, yaitu digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan, dan simulasi. (Martin Lister, 2009 : 13-14). Dalam penyampaian informasinya, media sosial memiliki banyak pilihan, beberapa diataranya adalah foto dan video yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pesan yang ingin disampaikan.
Jika dilihat dari cara penyampaian informasi atau disini kita sebut konten, yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo memiliki banyak daya Tarik tersendiri bagi para pengguna sosial media, hal ini tentu bukan sembarang membuat konten harus juga mendasari dari beberapa aspek, dalam dunia sosial media sering disebut Insight atau engagement lalu bisa juga melihat minat pengguna sosial media dari hal-hal baru yang sedang trend.
Kekalahan Manchester United terhadap Liverpool dengan skor 7-0 untuk kemenangan Liverpool ini sedang menjadi Trend dikalangan pecinta sepakbola, bukan hanya di Indonesia namun juga pecinta sepakbola dunia. Jika dilihat dari pengguna sosial media yang mengikuti kedua tim tersebut seperti Manchester United dengan 61,3 Juta pengikut di Instagram lalu Liverpool dengan 41,7 pengikut di Instagram serta memilki kedua klub besar Inggris ini memiliki Fansbase yang besar pula di Indonesia. Ini menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan dikalangan pengguna sosial media tanah air.
Benar saja, tidak perlu waktu yang lama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dikenal para pengikutnya dengan pecinta berat Manchester United mengeluarkan konten yang menarik dengan menunjukkan skor hasil akhir pertandingan tersebut juga dengan Gubernur Jawa Tengah tersebut di dalam is kontennya, yang menarik adalah ekspresi Ganjar Pranowo yang menyambut penjelasan kekalahan tim Manchester United dengan ekspresi kesal yang dapat dirasakan oleh pengguna sosial media sebagai hal yang lucu.
Bahkan dari trend tersebut, ada dua konten yang dikeluarkan dari akun Instagram Gubernur Jawa Tengah tesebut, dan menghasilkan penonton lebih dari tiga kali lipat dari konten-konten sebelumnya, dari konten tentang Manchester United tersebut akun Ganjar Pranowo menadapat lebih dari 2,5 juta views dan menghasilkan lebih dari 4 ribu komentar yang terpantau lebih banyak yang simpati kepada konten tersebut.
Kedua contoh konten tersebut dapat pula menggambarkan sosok Gubernur Jawa Tengah yang low profile dan menyatu dengan banyak masyarakat lainnya terutama masyarakat pecinta bola, dan menimbulkan kesan baik bagi masyarakat pengguna sosial media Instagram.
Jika mengacu kepada teori komunikasi, hal ini masuk ke dalam teori agenda setting, dalam penggunaannya teori ini mentransfer elemen diantaranya kesadaran dan informasi kedalam agenda public, dengan cara mengarahkan kesadaran dan perhatian publik. Jika kita lihat dari isi konten media sosial yang disampaikan dari akun Instagram Gubernur Jawa Tengah tersebut terbukti ampuh dalam menarik simpati dan reaksi masyarakat Media Sosial.
Dari konten-konten tersebut pula berhasil menciptakan perhatian masyarakat dan mengundang rasa penasaran masyarakat tehadap sosok Gubernur Jawa Tengah yang secara tidak langsung menciptakan dan menaikkan popularitas atau elektabilitasnya sebagi pejabat dan tokoh publik.
Dalam contoh ini penggunaan sosial media bagi para politisi menjadi barang penting bukan lagi hal yang tabu untuk dilakukan, dengan penggunaan sosial media selain mampu meningkatkan simpati, popularitas dan meningkatkan elektabilitas juga mampu mengefisienkan kerja-kerja dari para tokoh public atau para pejabat public untuk menerima aspirasi dan laporan masyarakat yang kita tau bukan barang mudah untuk menyampaikan aspirasi langsung kehadapan pemimpin daerah.
Pemanfaatan sosial media dikalangan tokoh publik atau pejabat daerah harusnya kita dukung sebagi penduduk modernisasi dan mengikuti era digitalisasi, selain itu pula kita berharap banyak tokoh publik atau pejabat daerah yang mampu menciptakan konten-konten yang menarik dan mendidik, bukan saja sebagai tempat pencitraan diri.
Jum’at, 10 Maret 2023