PENGEMIS KEKUASAAN RAKYAT

OPINI

Oleh: Zulhilmi, S.IP., M.H.I

 “Pemilu merupakan sarana dalam meraih dukungan politik dari masyarakat yang legitimate itu sehingga banyak dari politisi berkompetisi meraihnya”.

Tahun Politik merupakan tahun yang baik bagi para pelaku politik praktis dalam mengaktualisasikan dirinya pada publik. Tidak mengherankan banyak cara dilakukan oleh para politisi dalam mengintroduksi dirinya sebagai calon representasi publik dalam meraih kekuasaan di pemerintahan. sasaran mereka kursi empuk di legislatif maupun eksekutif. Jadi banyak fenomena yang sering muncul mulai dari mengikuti kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan sosial, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat hingga ada yang memberikan bantuan pembangunan sarana fisik di suatu desa. Hal ini tidak terlepas dari meraih simpati dari masyarakat. Moment lima tahun sekali tersebut banyak kita temukan ditengah-tengah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Banyak dari politisi mengeluarkan biaya politik yang tidak sedikit untuk mendapatkan dukungan politik menuju kekuasaan yang dilegitimasikan dari masyarakat.

Pemilu merupakan sarana dalam meraih dukungan politik dari masyarakat yang legitimate itu sehingga banyak dari politisi berkompetisi meraihnya. Namun hal ini sama seperti diibaratkan seorang anak yang sekian lama merantau baru pulang kepangkuan ibunya. Begitu juga dengan politisi yang dulunya merupakan representasi masyarakat kembali lagi untuk meminta dukungan kembali untuk berkuasa di pemerintahan pada periode selanjutnya. Namun ada beberapa politisi-politisi baru yang muncul mencari dukungan politik pada masyarakat dan berkompetisi dengan para politisi pertahana. Maka muncul slogan-slogan yang menginginkan masyarakat bersimpati serta memberi dukungan melalui spanduk-spanduk maupun baner-baner yang terpasang di area publik. Maka tidak mengherankan hal ini dipersepsikan meminta dukungan politik dari masyarakat pada pemilu 2024 yang akan datang. Kondisi ini kan terus berlangsung hingga pelaksanaan pemungutan suara berlangsung nantinya.

Bacaan Lainnya

Meminta dukungan politik akan berbeda dengan diminta untuk maju dalam kontestasi pemilu pada tahun 2024. Istilah meminta dapat diibaratkan memelas atau mengemis namun yang kerennya adalah mengemis mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jujur hal ini memang lazim terjadi dan mebentuk jati diri politik yang belum terbentuk di dalam lingkungan masyarakat. Bayangkan saja jika seseorang tiba-tiba masuk ke dunia politik menjadi kader suatu partai politik selanjutnya menjadi calon pemimpin masyarakat. Namun yang bersangkutan minim pengalaman politik selanjutnya kurang familiar dalam lingkungan masyarakat maka meminta dukungan politik dilakukan dengan berbagai macam pola. Namun beda halnya dengan diminta oleh masyarakat untuk maju dan berkompetisi dalam kontestasi politik tahunan tersebut. Tentunya yang bersangkutan familiar di dalam lingkungan masyarakat dan bakal dipastikan meraih dukungan penuh dari masyarakat.

Dukungan Publik

Hal yang lazim yang berlaku selama ini banyak dari politisi kita tidak terlalu familiar sehingga “mengemis politik” dalam mencari dukungan publik. Pola yang dilakukan banyak dalam mengikuti kegiataan keagamaan seperti ikut pengajian menyumbang sajadah, Al Quran untuk mesjid-mesjid atau tempat ibadah agama-agama lainnya. Selanjutnya membuat kegiatan kompetisi olahraga seperti sepak bola, Volly dan lainnya. Selain itu ada juga kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memberikan bantuan traktor bagi masyarakat petani, Perahu bagi masyarakat Nelayan serta kegiatan pemberdayaan lainnya. Tentu saja hal tersebut tidak secara cuma-cuma sehingga dukungan politik dari masyarakat diperlukan dalam tercapainya kekuasaan sebagai sebuah aspek kepentingan politik dalam masyarakat. Selain itu politisi-politisi juga berkompetisi untuk mendapatkan lumbung-lumbung suara masyarakat dalam pemilu 2024.

Keuntungan dapat diraih oleh politisi pertahana ketika dukungan politik dari masyarakat mengalir jika elektabilitasnya dibarengi dengan integritas yang dimilikinya. Artinya apa yang dijanjikan pada masyarakat dia realisasi dan dirasakan oleh masyarakat yang merupakan konstituennya yang memberikan dukungan politik legitimasi dalam pemilihan umum. Maka bisa kita perhatikan spanduk maupun banner sangat jarang kita temukan dan merasa masyarakat sudah familiar dengan calon wakilnya dalam pemerintahan yang sebelumnya sudah bertugas demi kepentingan publik. Namun berbanding terbalik dengan politisi pertahanan yang selama diberi kepercayaan oleh publik tidak sesuai ekspektasi sehingga minim dukungan politik. hal ini sering terjadi sehingga banyak pertahana gagal meraih dukungan politik masyarakat untuk duduk kembali di pemerintahan, karena apa yang diharapkan oleh masyarakat tidak tercapai.

Publik biasanya mendukung politisi yang berjiwa negarawan dan cendrung tidak tergiur dengan politik uang. Politisi tersebut memiliki kompetensi kepemimpinan yang bijaksana, Jujur, berintegritas, ketokohan politik disematkan langsung oleh masyarakat serta dimensi etika terjaga. Tentu politisi ini yang elektabilitas politik terus terjaga dan tidak perlu “mengemis politik” jika masyarakat menghendaki sebagai representasinya. Jadi politisi berjiwa negarawan sangat sulit ditemukan dan hanya beberapa orang saja yang terpilih kembali secara periodik dan berkelanjutan diinginkan oleh masyarakat untuk menjadi representasinya dalam pemerintahan, hal ini nampak dari politisi yang meraih dukungan hingga empat periode di legislatif. Namun ada juga politisi pemula yang dipercaya oleh masyarakat untuk mewakili aspirasi mereka di pemerintahan sehingga dukungan politik sesuai pilihan hati atau sebaliknya dari masyarakat.

Politisi mengemis Kekuasaan

Faktanya banyak politisi diminta untuk mendukung dirinya pada pemilu tahun 2024 nanti. Hal ini dapat kita lihat banyaknya baliho dari ukuran baner hingga yang besar bertebaran di area publik. Politisi meminta dukungan politik dari masyarakat banyak bermanuver dimana-mana. Jadi “mengemis politik” itu ada untungnya juga ada ruginya bagi politisi sendiri dalam mencari dukungan politik masyarakat. Jadi hal yang merugikan adalah cost politik  yang dikucurkan sangat besar namun dukungan politik yang didapat tidak optimal dari masyarakat. Selain itu faktor diri yang kurang dikenali oleh masyarakat sehingga kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat. Selain itu energi yang dikeluarkan terkuras serta waktu yang digunakan sia-sia sehingga perilaku cendrung minder bahkan ada yang hilang kejiwaannya. Sementara hal yang menguntungkan menjadi perwakilan masyarakat di pemerintahan serta memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Tahapan demokratisasi pada tahun politik ini cendrung lebih banyak politisi-politisi baru yang berkecimpung di dunia politik, bahkan saat ini banyaknya politisi dari generasi milenial yang menawarkan berbagai trobosan atau inovasi baru. Mengemis politik cendrung nampak dalam masyarakat dengan cara memperkenalkan diri sendiri atau istilahnya “puji diri sendiri” dan memberitahukan kompetensi secara mandiriatau dengan bantuan tim suksesi. Jadi banyak para politisi yang mencalonkan diri sebagai calon legislatif mencari dukungan politik dengan berbagai macam pola-pola yang telah tersampaikan tadi. Maka politisi sendiri unjuk gigi dan memperkenalkan diri sebagai tokoh yang menjadi panutan masyarakat dan menawarkan ide-ide dan inovasi baru dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Memang tahun politik ini sangat unik karena adanya pemilu serentak serta diikuti oleh Pilkada serentak di tahun 2024 nanti.

Politisi yang bijaksana sesungguhnya menawarkan berbagai trobosan yang bukan hanya janji-janji semata. Maka politisi dapat menjadi negarawan sejati dalam pemerintahan sehingga menghilangkan aspek mengemis kekuasaan pada masyarakat. Mengemis kekuasaan pada masyarakat secara legitimate dalam pemilu memang membutuhkan cost politik yang besar bagi politisi. Namun sesungguhnya yang harus dilakukan politisi adalah yang diinginkan oleh public untuk rpresentasi mereka.

Penulis adalah Akdemisi pada Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Malikussaleh

-----------

Simak berbagai berita pilihan dan terkini lainnya di Google News

Zonamedia.co - Terdepan & Terpercaya

Pos terkait