Zonamedia. Co|Aceh Utara, 30 Juli 2025 — Provinsi Aceh kembali menunjukkan kiprahnya dalam kancah perdagangan internasional. Sebanyak 10.000 metrik ton (MT) cangkang sawit berhasil diekspor langsung ke Jepang melalui Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Kabupaten Aceh Utara. Pengiriman ini menandai langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia serta pemain utama dalam rantai pasok energi terbarukan global.
Cangkang sawit, yang merupakan limbah padat dari proses pengolahan kelapa sawit, kini menjadi komoditas unggulan yang dibutuhkan oleh pasar internasional, terutama Jepang, sebagai bahan bakar biomassa untuk pembangkit energi ramah lingkungan. Aceh, dengan sumber daya kelapa sawit yang melimpah, kini mulai memaksimalkan nilai tambah dari hasil olahannya melalui jalur ekspor langsung.
Ekspor perdana tahun ini dilakukan oleh perusahaan nasional PT Kharisma Inti Mitra Indonesia bekerja sama dengan Pelindo SPMT Branch Lhokseumawe, yang bertindak sebagai operator pelabuhan. Proses pemuatan berjalan cepat dan lancar, berkat koordinasi terpadu antara Pelindo, dan seluruh stakeholders terkait. Momentum ekspor perdana ini dijalankan dengan sangat efektif oleh tim Pelindo, memperlihatkan kesiapan dan kapasitas pelayanan kelas dunia yang dimiliki pelabuhan di Aceh.
“Kami memastikan setiap tahapan layanan berjalan tepat waktu dan sesuai standar internasional. Mulai dari sistem pemuatan, pemantauan muatan, hingga kelengkapan dokumen ekspor, semua kami tangani dengan teliti dan cepat,” ujar Taufik Rahmat Nasution, Deputy Branch Manager Operasi & Teknik Pelindo SPMT Branch Lhokseumawe.
Sebagai garda terdepan pelayanan logistik maritim, Pelindo SPMT Branch Lhokseumawe menunjukkan profesionalisme tinggi dalam penanganan muatan ekspor. Seluruh tahapan, mulai dari penimbangan, pemeriksaan dokumen, hingga pemuatan ke kapal berjalan dengan cepat, tepat, dan sesuai standar internasional.
Deputy Branch Manager Operasi & Teknik Pelindo Lhokseumawe Taufik Rahmat Nasution, dalam keterangannya, menyatakan komitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekspor komoditas unggulan dari Aceh dan sekitarnya.
“Pelindo Lhokseumawe hadir dengan semangat melayani dan mendorong pertumbuhan. Kami tidak sekadar menjaga arus barang, tapi juga berperan sebagai katalisator ekspor unggulan daerah yang bisa bersaing secara global,” lanjut Taufik.
Pelabuhan Krueng Geukueh yang dikelola oleh Pelindo kini menjelma menjadi salah satu simpul ekspor strategis di barat Indonesia, khususnya untuk produk-produk energi terbarukan seperti cangkang sawit. Pelabuhan ini dilengkapi dengan dermaga curah, alat bongkar muat modern, dan sistem operasional digital yang mendukung efisiensi tinggi. Dengan kapasitas dan kecepatan layanan yang terbukti, Krueng Geukueh siap menjadi pusat logistik unggulan, tidak hanya untuk ekspor Aceh, tapi juga kawasan Sumatera secara umum.
Pengiriman langsung ke Jepang tanpa transit dari Aceh ini menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghadirkan layanan ekspor terintegrasi dari daerah. Apa yang dikerjakan Pelindo Lhokseumawe mencerminkan arah pembangunan maritim nasional: efisien, berkelas dunia, dan berdampak langsung pada perekonomian lokal. Langkah ini juga mendukung agenda besar Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dan memperkuat posisi Pelindo sebagai entitas logistik nasional yang adaptif terhadap kebutuhan pasar global.