ZONAMEDIA.CO – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Siswa Kader Dakwah (Iskada) Aceh menggelar refleksi awal tahun menyoroti berbagai problematika dakwah kekininian dan kedisinian. Hadir sebagai narasumber utama, Drs Tgk Baharuddin AR, MS.i yang merupakan akademisi UIN Ar Raniry dan juga aktivis senior di Aceh.
Dalam pemaparan beliau menceritakan perjuangan dakwah Nabi Besar Muhammad SAW yang tak kenal lelah hingga menjadi spirit dan keteladanan bagi para Sahabat. Sehingga melahirkan generasi umat terbaik masa itu.
“Bagaimana Sayyidina Ali Abi Thaleb menjadi sahabat terpilih di masanya. Rela segalanya untuk Nabi” sebut Tgk Baha Buloh tersebut.
Maka dari itu menurutnya dakwah itu kerja besar dan dibutuhkan pengorbanan, konsestasi dan juga kesetiaan.
“Tantangan zaman sekarang sangat berat. Kerusakan terjadi dimana mana, kita butuh orang orang setia untuk berdakwah. Bukan justru orang yang melemahkan dakwah dan gerakan dakwah itu sendiri” tutup Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) DPP Iskada.
Sebagai pemantik Diskusi hadir, Dr Muhammad Syukur Hasbi, alumni Iran. Muhammad Syukur mengajak pentingnya kita terus belajar pengetahuan dan kajian keislaman serta pengetahuan.
“Seorang dai itu harus siap lahir dan batin. Makanan rohani adalah pengetahuan, terus belajar ilmu dan beramal” cetusnya.
Dalam bidang birokrasi dan pemerintahan, Prof Syarif mengomentari pentingnya kita bekerjasama dan bersinergi dalam kerja kerja dakwah kedepan.
“Sangat perlu kita saling menghargai dan menghormati serta jangan suka menghakimi” pintasnya.
Refleksi ini selain dihadiri para Pengurus DPW Iskada Banda Aceh dan Aceh Besar, namun juga ikut serta para kader Iskada dari Sabang, Biereun, Singkil, Gayo Lues, Aceh Utara, Aceh Jaya, Pulo Aceh, Pidie Jaya, Aceh Selatan hingga Aceh Tenggara.
Ustadzah Mimi Hafidzah dari Sabang menyoroti soal pelaksanaan Syariat Islam dan syiar dakwah yang kian melemah.
“Sangat kita sayangkan, sekarang pelanggaran syariat terjadi di depan mata kita. Banyak anak ABG Kita di cafe cafe sampai tengah malam berpacaran, ada yang hisap vipe (rokok) lagi” ujarnyà dengan miris.
Selain itu, angka HIV di Aceh juga cukup tinggi, belum lagi narkoba, kasus kekerasan seksual, maupun LGBT. Ini sangat meresahkan” sebut Mimi yang juga seorang guru SMA.
Untuk itu, Ustadzah Syahrati yang datang dari Biereun menyebut perlunya komitmen pemerintah dan kita semua stakeholder untuk mengambil peran.
“Sekarang jangan salahkan anak anak muda kita, tapi bagaimana pemerintah membuat kebijakan, regulasinya. Disitu kuncinya” ujar penyuluh Kemenag tersebut.
Kegiatan refleksi ini juga dihadiri para pemuda milenial yang mengharapkan suatu formulasi dakwah yang menyasar milenial atau generasi Z.
“Sekarang kita ngajak rapat sajà tak mudah, lebih enak ngajak ngopi” cetus Ayya Rizķa, Keputrian Dewan Pengurus Iskada.
Kegiatàn Refleksi awal tahun ditutup Ust Muliadi A Karim, Direktur LPTQ Iskada dengan tilawah alQuran dan doa.