Zonamedia. Co||Bireuen-Di antara rimbun pepohonan kampung Uteun Gathom, berdiri kokoh sebuah sekolah yang menyimpan cerita luar biasa: SMA Negeri 1 Peusangan Selatan. Dikenal luas dengan julukan “SMA Jerman”, sekolah ini bukan sekadar tempat belajar, melainkan simbol harapan dan semangat bangkit pascabencana bagi masyarakat Peusangan Selatan.
Didirikan pada 8 Desember 2006, sekolah ini berdiri di atas lahan seluas 6.120 meter persegi. Namun, kisahnya dimulai jauh sebelum tembok-tembok itu berdiri. Saat Aceh berduka akibat gempa dan tsunami 2004, masyarakat Peusangan Selatan juga merasakan dampaknya. Kala itu, pendidikan menjadi kebutuhan mendesak, dan masyarakat tak tinggal diam.
Berbekal semangat gotong royong dan musyawarah, masyarakat setempat menyambut bantuan dari pemerintah Jerman, yang turun tangan membangun sekolah dengan struktur tahan gempa. “Setiap pondasi dibuat khusus agar tidak mudah retak saat gempa. Meski dari luar tampak biasa, ketahanan dalamnya luar biasa,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat yang turut menyaksikan proses pembangunan kala itu.
Tak hanya bangunan, furnitur sekolah seperti kursi dan meja diimpor dari Jepang, menambah kesan megah dan modern. Pada tahun 2009, bangunan rampung dan resmi digunakan. Sebelumnya, kegiatan belajar dilakukan secara darurat dengan menumpang di SMP Negeri 1 Peusangan Selatan, sebuah gambaran perjuangan panjang warga menjaga akses pendidikan anak-anaknya.
Yang lebih mengharukan, saat para donatur Jerman datang untuk meresmikan dan melihat hasil pembangunan, para guru menyambut dalam bahasa Inggris, sebagai wujud penghormatan. Namun, para tamu mengejutkan semua orang dengan berbicara dalam bahasa Aceh, sebuah simbol keakraban dan penghargaan terhadap budaya lokal. “Kami merasa dihormati. Tak hanya dibantu secara fisik, tapi juga secara batin,” ujar Teungku M. Daud, tokoh adat gampong Uteun Gathom.
Masyarakat Peusangan Selatan memiliki filosofi hidup yang kuat: “meuturi droe, nyang meuturi lon” menjaga yang milik sendiri dan yang menjadi titipan. Semangat inilah yang membuat sekolah ini terus berkembang hingga kini, dengan berbagai fasilitas seperti laboratorium, ruang guru, perpustakaan, UKS, serta jaringan internet dan listrik yang mendukung kenyamanan belajar.
Kini, SMA Negeri 1 Peusangan Selatan bukan hanya sekadar institusi pendidikan, tetapi juga simbol solidaritas lintas bangsa dan pengingat akan kekuatan lokal yang tak lekang oleh zaman. Masyarakat menyebutnya sebagai warisan hati dan harapan tempat di mana anak-anak Peusangan Selatan menulis masa depan mereka, di atas pondasi yang tak hanya kuat secara fisik, tapi juga kuat oleh doa dan kearifan lokal.
Penulis: Ukhaira Nisak
Editor: Dr (c) Muslem Ilyas, M.Pd