Melek Politik Untuk Generasi Muda

Penulis. Uje R. Wahyudi (Alumni Ilmu       Komunikasi Fisip Unimal) di Aceh Selatan

 

Halo teman-teman, tentu pernah kita melihat berita lonjakan harga sembako yang bikin dompet jebol, banyak jalan yang berlubang, atau sarana pendidikan yang minim fasilitas, tapi kita cuma bisa menghela napas dan berkata “yaudahlah mau gimana”? Atau bahkan ikut komentar pedas di Medsos tanpa ngerti inti permasalahannya? Sikap seperti itu bukan kepedulian, tapi omong kosong yang akhirnya bikin kita sendiri rugi. Fakta mengejutkan banyak di antara kita tidak menyadari bahwa apa yang kita rasakan sehari-hari itu karena politik serta tanpa sadar kita biarkan orang lain ambil kendali atas hidup kita.

 

Inilah alasan saya mengajak semua teman-teman untuk melek politik, karna melek politik bukan sekadar kewajiban bagi setiap warga, melainkan senjata untuk menghindari takdir yang ditentukan oleh pihak lain dan mengambil kendali atas hidup kita sendiri. Ini adalah sikap yang harus kita miliki agar masa depan yang kita jalani itu sesuai dengan harapan kita.

 

Pertama, kita harus menyadari bahwa politik selalu ada di sekitar kita. Bukan cuma urusan gedung parlemen atau pejabat berjas, tapi terkait hal-hal sehari-hari seperti kualitas internet yang kita gunakan, harga bahan pokok yang kita beli, hingga keamanan daerah dari bencana.

 

Di kutip dari Badan Pusat Statistik Indonesia, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebanyak 12% anak muda di Indonesia tercatat menganggur pada tahun 2024, yang mencerminkan dampak langsung kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan terhadap mereka. Kemudian juga minat pemuda untuk aktif dalam partai politik tergolong rendah. Sebuah survei (yang dirujuk dalam konteks data BPS) menunjukkan hanya sekitar 13,6% pemuda yang tertarik pada politik meskipun pada saat pemilu didominasi Generasi Milenial dan Z yang mencapai 55% dari total pemilih (lebih dari 107 juta jiwa).

 

Kedua, melek politik bikin kita bisa membedakan fakta dan hoaks di era informasi yang kacau. Di Medsos, hoaks tentang kebijakan publik menyebar 3x lebih cepat dari berita asli (data Lembaga Anti Hoaks Nasional, 2025). Dengan kesadaran politik, kita belajar memeriksa sumber, bertanya “mengapa ini disebarkan?”, dan tidak mudah terbawa emosi. Secara psikologis, ini bikin kita lebih cerdas dan tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak yang hanya ingin menguntungkan diri sendiri.

 

Yang terpenting, kita harus tetap mengedepankan kreativitas, kolaborasi, dan keberanian mengubah yang salah. Dengan melek politik, kita bisa ubah suara jadi tindakan konkret. Misalnya ada komunitas pemuda yang bikin video edukatif tentang pemilihan umum dengan musik yang sedang viral lalu dilihat lebih dari 5 juta kali dan kemudian membuat banyak orang sadar akan cara memilih pemimpin yang tepat. Atau ada diskusi sehat di tongkrongan pemuda tentang isu banjir dan deforestasi yang akhirnya menghasilkan usulan ke dinas lingkungan. Ini bukan ikut-ikutan, tapi cara kita ciptakan masa depan yang kita inginkan.

 

Ada yang bilang “pemuda tidak perlu terlibat politik, cukup fokus pada karir”. Tapi pandangan itu salah, politik yang buruk akan merusak karir kita juga, misalnya ketika ekonomi tertekan karena kebijakan yang tidak tepat. Kita tidak perlu jadi politisi, tapi harus tahu bagaimana politik mempengaruhi hidup kita. Ini menunjukkan bahwa kita memahami sisi lain, tapi masih bisa membantah secara rasional.

 

Jadi, langkah apa yang bisa kita lakukan? Mulai dari yang kecil seperti baca berita dari sumber terpercaya, diskusikan isu publik dengan teman-teman secara bijak, dan ajak orang lain untuk tidak mudah terbawa emosi. Untuk yang lebih konkret, daftarkan diri sebagai pemilih, ikut relawan kampanye yang sesuai dengan nilai-nilai kita, atau buat konten edukatif tentang politik di Medsos dengan gaya yang cocok buat generasi kita.

 

Jangan biarkan orang bilang kita “generasi tidak peduli”. Kita peduli, hanya saja cara Kita berkontribusi yang berbeda. Melek politik itu kewajiban dan senjata untuk menjaga diri, melindungi generasi mendatang, dan memastikan masa depan yang adil dan makmur. Tanpa senjaja

-----------

Simak berita pilihan dan terkini lainnya di Google News

Pos terkait