
Pidie Jaya — Tim Pengabdian dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malikussaleh (Unimal) sukses menyelenggarakan pelatihan “Pemanfaatan Rumah Burung Hantu” atau masyarakat setempat lebih mengenal dengan “Umpung Jampoek” kepada petani dan masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay).
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Setia Budi, bersama Dr. Lukman dan Dr. Eva Wardah yang diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari anggota kelompok tani mitra, penyuluh, aparatur gampong dan Keujruen Blang berlangsung pada tanggal 20 September 2025 di BBP Meurah dua dan dan Praktek lansung di Gampong Dayah Kruet Kabupaten Pidie jaya.
Tujuan kegiatan Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan rumah burung hantu sebagai metode pengendalian hayati untuk mengurangi populasi hama tikus di lahan padi sawah petani secara ramah lingkungan. Program juga mengedukasi peserta tentang cara pembuatan, pemasangan, perawatan, serta pemantauan keberadaan burung hantu sebagai predator alami tikus dan hama lain. Selain itu, pelatihan menekankan manfaat ekonomi dan lingkungan dari pengendalian hayati untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Rangkaian kegiatan Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa setempat dan perwakilan coordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Meurah Dua. Materi pelatihan disampaikan oleh tim ahli LPPM Unimal yang dipandu oleh Dr. Setia Budi.
Sesi materi meliputi, Pengenalan biologi dan kebiasaan burung hantu, desain rumah burung hantu yang efektif, Teknik pemasangan dan penempatan di lahan pertanian. cara memantau keberadaan dan efektivitas burung hantu. Strategi pengelolaaan dan integrasi rumah burung hantu dalam sistem pengendalian hama terpadu.
Setelah sesi teori, peserta mengikuti praktik langsung: membuat Rumah burung hantu dari bahan lokal, memasangnya di areal lahan padi sawah, serta melakukan simulasi pemantauan. Praktik ini dipandu oleh Dr. Lukman yang berpengalaman dalam pengendalian HPT dan Dr. Eva Wardah yang fokus pada aspek pemberdayaan masyarakat dan teknik pertanian berkelanjutan.
Peserta dan dampak Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari petani padi, penyuluh pertanian, serta kelembagaan Keujruen Blang yang tertarik pada kegiatan pengendalian hama tikus secara hayati. Peserta memberikan tanggapan positif terhadap materi dan praktik yang diberikan. Banyak yang menyatakan tertarik untuk memasang rumah burung hantu di lahan masing-masing setelah melihat demonstrasi langsung. Semoga pengetahuan dan ketrampilan yang kami dapatkan semakin mendorong petani untuk memanfaatkan rubuha dalam pengendalian hama tikus.
Pada kesempatan pelatihan juga turut diserahkan 3 unit rubuha (rumah burung hantu) kepada petani mitra dan dilakukan pemasangan langsung di lahan patani mitra. Keberaan 3 unit rubuha disambut baik oleh petani mitra mengingat hal ini akan membantu petani dalam pengedalian hama tikus yang semakin marak kembali belakangan ini ungkap Nurdin husen petani mitra pengabdian kepada masyarakat
Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini meliputi: Pengurangan serangan hama tikus dan penurunan penggunaan insektisida kimia. Peningkatan hasil panen dan pendapatan petani. – Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengendalian hayati dan konservasi satwa lokal. – Terciptanya model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di kecamatan lain.
Pendekatan partisipatif dan tindak lanjut Tim LPPM Unimal menerapkan pendekatan partisipatif selama pelatihan. Peserta dilibatkan aktif dalam diskusi, pemasangan rumah burung hantu, dan rencana pengelolaan jangka panjang. Untuk memastikan keberlanjutan, tim mengusulkan pembentukan kelompok pemantau yang akan mencatat data pemasangan dan aktivitas burung hantu setiap bulan. Tim pengabdian juga berkomitmen melakukan kunjungan tindak lanjut setiap tiga bulan selama setahun pertama untuk memantau perkembangan, memberi saran teknis, dan membantu evaluasi efektivitas.
Ketua tim pengabdian, Dr. Setia Budi, menyatakan, “Program ini merupakan upaya nyata untuk memberikan solusi pengendalian hama yang murah, efektif, dan ramah lingkungan. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Kami berharap program ini dapat memperkuat ketahanan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dalam pengendalian hama tikus pada lahan padi sawah.
Dr. Lukman menambahkan, “Dengan pengetahuan yang tepat tentang perilaku burung hantu dan penataan rumah yang baik, warga bisa memanfaatkan predator alami ini secara optimal. Kami juga mendorong pengembangan habitat pendukung agar burung burung hantu betah dan berkembang dengan dipasangnya Rubuha pada lahan petani mitra.”
Sementara itu, Dr. Eva Wardah menyoroti aspek pemberdayaan: “Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru lewat peningkatan hasil panen dan potensi ekowisata sederhana. Kami akan mendampingi kelompok masyarakat untuk mendorong keberlanjutan inisiatif ini.”
Dukungan dan mitra Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya melalui Dinas Pertanian dan beberapa tokoh masyarakat setempat. LPPM Unimal juga bekerja sama dengan kelompok tani lokal dan penyuluh pertanian. Dukungan logistik dan bahan praktek disediakan bersama oleh tim pengabdian dan petani mitra yang berkontribusi dalam pemasangan dan pengelolaan Rubuha.
Harapan ke depan Tim berharap inovasi rumah burung hantu (Rubuha) ini dapat disebarluaskan di kabupaten Pidie Jaya dan Aceh pada ummunya. Dengan adanya dukungan berkelanjutan, metode ini berpotensi menurunkan kerugian panen akibat hama serangan hama tikus, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.Pengabdian ini berlangsung atas dukungan Kemenristek Dikti Bima RI Skema PKM berbasis masyarakat, LPPM Universitas Malikussaleh dan Petani mitra. Tim PKM LPPM Unimal mendapatkan dukungan dan kerjasamanya dari penyuluh pertanian dan petani mitra untuk suksesnya acara pelatihan ini kami haturkan terima kasih tutup Setia budi sebagai ketua TIM PKM. (muchlis)





