“Kehidupan Berpasangan dalam Surat Ar-Rum Ayat 21 Tafsir ayat tentang mawaddah wa rahmah, hakikat cinta dalam Islam”

Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
(Ar-Rūm [30]:21)
Di antara tandatanda dan ayat-ayat Allah SWT yang menjadi bukti petunjuk atas kuasa, rahmat, dan belas kasih-Nya adalah Dia menciptakan kaum perempuan untuk kalian kaum laki-laki dari jenis yang sama dengan kalian, menjadikan awal permulaan kejadian dan penciptaan perempuan dari tubuh laki-laki. Hal itu supaya bisa tercipta keharmonisan, kecocokan, kenya¬ manan dan kekeluargaan.

Allah SWT juga menjadikan rasa mahabbah, cinta kasih, dan rasa sayang di antara laki-laki dan perempuan supaya bisa saling bersinergi dan saling membantu dalam menghadapi berbagai beban dan permasalahan hidup secara bersama-sama; rumah tangga dan keluarga pun terbentuk dengan berlandaskan pada sebuah pondasi, tatanan dan sistem yang paling kuat, kukuh, dan sempurna; serta ketenangan, kedamaian, ketenteraman, dan keharmonisan pun benar-benar bisa terwujud. Seorang laki-laki menginginkan seorang perempuan, senang dan tertarik kepadanya, memberikan perhatian kepadanya, menjaga dan memper tahankannya. Hal itu adakalanya karena rasa cinta kepadanya, karena rasa kasih sayang dan belas kasihan kepadanya, karena adanya anak, karena si perempuan membutuhkan nafkah darinya, karena adanya keserasian dan kecocokan di antara keduanya, atau faktorfaktor lainnya.
Sesungguhnya pada semua itu penciptaan dan pengadaan asal-usul manusia dari tanah, menjadikan pasangan hidup dari jenis yang sama dan berasal dari diri lakilaki, serta penguatan dan pengukuhan jalinan hubungan di antara keduanya dengan cinta kasih, rasa sayang, dan welas asih benar-

benar terdapat tanda bukti yang menunjukkan Sang Khaliq yang mewujudkan, mengadakan, memberi nikmat dan karunia, bagi orang yang memerhatikan, mencermati, merenungkan, dan memikirkan sebab-sebab kehidupan, ter¬ wujudnya berbagai hasil, serta terbangun¬ nya jalinan hubungan berdasarkan hikmah, mashlahat, aturan, tatanan dan sistem yang luar biasa.
Moyang pertama kita berasal dari tanah, keturunannya dari air ( nuthfah ), air ter¬ cipta dari darah, darah tercipta dari nutrisi makanan, nutrisi makanan berasal dari tanaman, karakteristik tanah dan kekayaan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Kemudian Allah SWT menjadikan ikatan suami istri di antara laki-laki dan perempuan dari asal-usul pembentukan yang sama, dari jenis yang sama dan dari karakteristik alamiah yang sama supaya ter¬ cipta rasa senang, cinta, dan ketertarikan, ke¬ harmonisan, kekeluargaan, keserasian, dan ketenangan jiwa bersamanya. Karena sesung¬ guhnya karakteristik jiwa adalah condong dan tertarik kepada sesuatu yang memiliki keserasian dan kesesuaian dengannya serta memiliki maksud, tujuan, dan kepentingan yang sejalan. Pada waktu yang sama, jiwa tidak tertarik dan enggan terhadap sesuatu yang berbeda dengannya, bertentangan dan bertolak belakang dengannya.
Ayat لِّتَسْكُنُوْٓا ditafsirkan dan dijelaskan oleh ayat
“Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya.” (al-A’raaf: 189)
Selanjutnya, Allah SWT menuturkan sejumlah dalil dan tanda bukti lainnya atas wujud-Nya, rubuubiyyah- Nya, keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Tanda-tanda bukti itu adalah ayat-ayat kauniah yang ada di alam semesta yang agung ini serta pembentukan formasi dan penciptaan manusia yang luar biasa.

MAKNA MAWADDAH DAN WARAHMAH

Mawaddah : Kasi sayang yang mendorong rasa cinta,perhatian,dan kelekatan hati antara suami dan istri. Membuat suami istri ingin “memberi”dan “membahagiakan”satu sama lain.
Rahmah : Belas kasih,kelembutan hati,saling memaafkan dan tolong -menolong dalam suka dan duka. Menghaluskan sifat keras,meredam konflik,dan memupuk sikap pengertian.

HAKIKAT CINTA DALAM ISLAM
1. Definisi Cinta (Ḥubb)
Dalam bahasa Arab, kata ḥubb (حبّ) berarti “kasih” atau “cinta.” Namun dalam terminologi Islam, ḥubb merujuk pada kecenderungan hati yang mendalam rasa sayang, rindu, dan rela berkorban yang berakar pada nilai-nilai ketuhanan dan kebaikan.
2. Landasan Qur’āniyah
Cinta kepada Allah
… وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّه
“Dan di antara manusia ada yang menjual (menyerahkan) dirinya mencari ridha Allah…”
(QS. Al-Baqarah 2:207)
Cinta sejati menuntun seseorang untuk rela berkorban demi karāmah (kehormatan) dan ridha Sang Pencipta.
Cinta karena Allah
… وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّه
“Dan orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang paling cinta (mawaddatan) kepada Allah…”
(QS. Al-Baqarah 2:165)
Menunjukkan bahwa puncak cinta adalah ketika hati kita menempatkan Allah sebagai tujuan dan sumber cinta utama.
3. Tipe-tipe Cinta dalam Islam
Jenis Cinta Keterangan

Ḥubbullāh Cinta kepada Allah: diwujudkan dalam taat, dzikir, dan kewajiban agama.
Ḥubbur-Rasūl Cinta kepada Rasul ﷺ: mengikuti sunnah, menghormati, dan meneladani akhlaknya.
Cinta Keluarga Kasih sayang kepada orang tua, anak, dan kerabat; hakiki ketika dilandasi ridha Allah.
Cinta Suami-Istri Mawaddah wa rahmah: saling sayang dan kasih, sebagaimana Allah janjikan di QS. Ar-Rūm 30:21.
Cinta Sesama Manusia Berbagi kebaikan (ikhwānīyah), tolong-menolong dalam kebaikan (ta‘āwun), dan menjauhi hasad.
Cinta Alam dan Makhluk Menjaga lingkungan (dīnah), hewan, tumbuhan—sebagai wujud kasih kepada ciptaan Sang Pencipta.
4. Karakteristik Cinta Islami
1. Berlandaskan Tauḥīd
Cinta yang benar selalu mengakui keesaan Allah dan tunduk pada syariat-Nya.
2. Seimbang (Wasaṭiyyah)
Tidak berlebihan (isrāf) hingga melupakan Allah, juga tidak terlalu kaku hingga kehilangan rahmah.
3. Membawa pada Kebaikan
Menumbuhkan sabar, tolong-menolong, memaafkan, dan memotivasi amal saleh.
4. Rela Berkorban
Seperti Abu Bakar Ash-Shiddīq rela menyerahkan seluruh hartanya demi dakwah ﷺ

5. Bersifat Universal
Mencakup semua ciptaan Allah berdasarkan prioritas: Allah → Rasul → keluarga → tetangga → makhluk lain.
5. Manifestasi Cinta dalam Kehidupan Sehari-hari
Ibadah Karena Kasih: Shalat, puasa, dan sedekah bukan sekadar kewajiban, tapi wujud cinta kita pada Rabb.
Saling Menghormati & Menjaga Hak: Contoh, menghormati hak suami-istri, hak anak, dan hak tetangga.
Berbagi Kebaikan: Menolong fakir-miskin, menyantuni yatim, dan merawat lingkungan.
Meneladani Akhlak Nabi ﷺ:Beliau ﷺ bersabda, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

KESIMPULAN
Surat Ar-Rum ayat 21 menegaskan bahwa pernikahan adalah tanda kebesaran Allah. Melalui ayat ini,kita di ajarkan bahwa:
1. Pasangan hidup adalah karunia yang diciptakan untuk menghadirkan ketenangan jiwa (sakinah).
2. Kasih sayang (mawaddah) menjadi perekat cinta, sedangkan belas kasih (rahmah) menjadi penyejuk dan penyelamat rumah tangga dari konflik yang merusak.
3. Pernikahan bukan hanya ikatan fisik dan legal, melainkan ibadah dan amanah suci untuk saling melengkapi menuju ridha Allah.
Hakikat cinta dalam islam bukan sekedar perasaan,tetapi kekuatan spiritual yang mengarahkan hati agar:
1. Mencintai Allah dan Rasul sebagai puncak tujuan hidup.
2. Membumikan kasih sayang pada keluarga, tetangga, dan seluruh makhluk.
3. Mewujudkan keadilan, tolong-menolong, serta keselarasan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi.

-----------

Simak berita pilihan dan terkini lainnya di Google News

Pos terkait